📅 Dipublikasikan: Sabtu, 31 Mei 2025 | 02:31 WITAPenulis: Akbar | Penyusun: Nara
Ilustrasi: Harga sawit naik tajam, petani panen besar di Kalimantan. (Sumber: Kompas Palu)
Kompas Palu –Kabar gembira datang dari pelosok Kalimantan! Harga komoditas kelapa sawit melonjak tajam di penghujung Mei 2025, membuat senyum para petani kembali merekah. Dalam sehari, mereka kini mampu mengantongi jutaan rupiah hanya dari hasil panen tandan buah segar (TBS).
Harga Sawit Tembus Rekor Baru
Kementerian Pertanian melaporkan bahwa harga TBS sawit di sejumlah daerah Kalimantan telah menyentuh angka Rp3.200 hingga Rp3.500 per kilogram. Angka ini merupakan level tertinggi dalam 18 bulan terakhir.
Menurut data Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, rata-rata petani skala kecil bisa memanen 1–1,5 ton TBS per hari di lahan dua hektare. Jika dihitung, penghasilan mereka bisa mencapai Rp4,8 juta hingga Rp5 juta per hari!
“Alhamdulillah, sekarang panen lebih semangat. Harga naik, pembeli banyak,” ujar H. Ramli, petani sawit asal Pangkalan Bun.
🌴 Penyebab Kenaikan Harga Sawit
Kenaikan harga ini tidak datang tanpa sebab. Sejumlah faktor global dan domestik ikut mempengaruhi:
Tingginya permintaan minyak sawit mentah (CPO) dari India dan Tiongkok
Gangguan pasokan di beberapa negara produsen seperti Malaysia
Stabilitas iklim di sebagian wilayah Kalimantan yang mendukung produktivitas
Kebijakan ekspor yang lebih longgar dari pemerintah Indonesia
Tapi, Ada Juga Tantangan
Meski harga sawit tinggi, petani tetap menghadapi sejumlah kendala seperti:
-
Tingginya biaya pupuk dan perawatan
-
Akses jalan ke kebun yang rusak
-
Ketergantungan pada tengkulak dan pabrik
-
Minimnya edukasi tata kelola perkebunan
Pemerintah pun diharapkan tidak hanya euforia, namun juga mempercepat program revitalisasi perkebunan rakyat.
Apa yang Harus Dilakukan Petani?
Agar keberlanjutan pendapatan petani tetap terjaga, Kompas Palu merekomendasikan:
-
Mengelola hasil panen dengan bijak, tidak boros konsumtif
-
Bergabung dalam koperasi petani sawit
-
Diversifikasi usaha, misalnya beternak atau tanaman tumpangsari
-
Edukasi soal pasar & harga untuk menghindari permainan tengkulak
-
Gunakan pupuk organik sebagai alternatif hemat biaya
Situasi Ini Harus Dioptimalkan
Jika momentum ini dimanfaatkan dengan strategi yang tepat, bukan tidak mungkin petani sawit rakyat bisa menjadi tulang punggung ekonomi desa yang tangguh.
Kompas Palu akan terus memantau perkembangan harga sawit dan memberi kabar terbaru dari lapangan.
Petani Milenial Mulai Dilirik Perbankan
🛡️ Disclaimer:
Informasi dalam artikel ini bersifat informatif dan dapat berubah sesuai kondisi lapangan. Kompas Palu tidak bertanggung jawab atas transaksi atau kebijakan berdasarkan isi artikel ini.
No comments
Post a Comment
Apa pendapat kalian?🤔