Published: June 10, 2025 — 12:19 / Written by Akbar | Compiled by Nara

Illustration: Elon Musk is relaxing at home, contemplating life. (Source: Kompas Palu)


Elon Musk's Personal Side: A Look at the Man Behind the Machine

Kompas Palu – Discover the little-known personal life of Elon Musk: his childhood, values, routines, and family. Dive deeper into the man behind Tesla and SpaceX.


The Man Behind the Mission

Elon Musk. His name conjures up innovation, electric cars, rockets and billion-dollar ambitions. 

But behind the headlines, memes and Mars dreams, who is Elon Musk really as a person?

This article takes you beyond the boardroom and the launch pad to explore the personal life, education, and traits that shaped one of the most influential thinkers of our time.


Early Life: A Curious Child in Pretoria

Born on June 28, 1971, in Pretoria, South Africa, Elon Reeve Musk was a bookish and introverted child. 

His father, Errol Musk, was an engineer; his mother, Maye Musk, was a dietitian and model. 

From an early age, Elon showed signs of intense curiosity and a deep desire to learn.

He often spent hours reading science fiction, philosophy, and encyclopedias. 

By the age of 12, he had created and sold his first computer game, Blastar

However, life at school was not easy—he was often bullied and ostracized. 

These experiences, though painful, seemed to build resilience and strength in her solitude.


A Self-Taught Thinker

Musk moved to Canada at the age of 17 and later transferred to the University of Pennsylvania. 

However, even the academic world cannot resist his desire to build meaningful things.

He is not the type of person who likes to party or waste time. 

Musk often describes himself as someone who prefers to code, read, or discuss science late into the night. 

His social life was minimal, his focus absolute. This self-discipline became one of his characteristics.


Routine and Work Ethic: Living on the Brink of Burnout

Elon Musk is known for his work habits. 

Various reports say he typically worked 80 to 100 hours per week, sometimes sleeping on the Tesla factory floor during peak production times.

Musk once said, “No one has ever changed the world by working 40 hours a week.”

His daily routine is almost militaristic:

  • Wake up at 7:00 am

  • Skipping breakfast (unless with the kids)

  • Membagi waktunya antara Tesla, SpaceX, X (Twitter), dan Neuralink

  • Jarang mengambil liburan , karena percaya bahwa "liburan akan membunuhmu" (mengacu pada kasus malaria yang hampir berakibat fatal yang dideritanya saat berlibur pada tahun 2000)


Cinta, Hubungan, dan Peran Ayah

Meskipun hidupnya berpusat pada teknologi, Musk memiliki sisi yang sangat emosional, terutama dalam hal hubungan. 

Dia telah menikah beberapa kali—yang paling terkenal adalah dengan aktris Talulah Riley—dan pernah berkencan dengan musisi seperti Grimes.

Ia adalah ayah dari sebelas anak (sampai tahun 2025), termasuk X Æ A-12 dan Exa Dark Sideræl. 

Musk telah berbicara terbuka tentang bagaimana ia mencoba hadir dalam kehidupan anak-anaknya, meskipun kariernya kacau.

"Saya mencintai anak-anak saya lebih dari apa pun. Saya berusaha sebaik mungkin untuk menghabiskan waktu bersama mereka dan mengajari mereka tentang dunia," katanya suatu kali.

Meski begitu, Musk mengakui bahwa ia terkadang kesulitan dengan hubungan emosional, sering kali lebih mengandalkan logika dan produktivitas daripada perasaan.


Nilai dan Kepribadian: Seorang Pria yang Penuh Paradoks

Elon Musk adalah campuran dari berbagai hal yang ekstrem. 

Dia adalah seorang introvert, seorang yang suka pamer. Visioner namun berlandaskan data. Stoik namun sangat sentimental.

Dia diketahui menangis selama wawancara saat membahas pahlawannya atau masa depan umat manusia. 

Dia tertawa canggung di lingkungan sosial tetapi tidak takut untuk membuat tweet publik yang tidak masuk akal. 

Musk menerima kecanggungannya dan terus maju melewati ketidaknyamanan dalam mengejar sesuatu yang lebih besar.

Banyak orang yang mengenalnya menggambarkannya sebagai “pemikir prinsip pertama” —seseorang yang memecah masalah hingga ke kebenaran paling mendasar dan membangun solusi dari awal.


Hobi dan Waktu Senggang: Apa yang Dilakukan Musk untuk Bersenang-senang

Ya, Elon Musk benar-benar bersantai—atau semacamnya. Di waktu luangnya yang langka, ia menikmati:

  • Bermain video game ( Deus Ex, Elden Ring, Cyberpunk 2077 )

  • Membaca fiksi ilmiah dan sejarah

  • Menonton anime

  • Mendengarkan musik elektronik dan eksperimental

  • Menggelar percakapan yang layak dijadikan meme di Twitter/X

Menariknya, dia pernah berkata bahwa dia ingin menjadi seorang komedian jika dia tidak menjalankan perusahaan bernilai miliaran dolar.

Apakah Elon Musk Manusia?

Publik sering menggambarkan Musk sebagai setengah alien dan setengah Iron Man. 

Namun di balik semua AI, roket, dan kebisingan media sosial, ada seorang pria yang takut gagal, mencintai anak-anaknya, menangis ketika pahlawannya meninggal, dan mencoba—seperti banyak dari kita—untuk membuat dunia menjadi sedikit lebih baik.

Mungkin itulah yang membuat Elon Musk begitu menarik: dia brilian, ya—tetapi dia juga berantakan, memiliki kekurangan, emosional, dan manusiawi.


Conclusion: A Personal Legacy in the Making

Elon Musk's personal journey reveals more than just the biography of a billionaire. 

This story shows how childhood pain, extreme focus, emotional complexity , and relentless curiosity can combine to create a person who changes the world.

Love it or hate it, Musk’s personal life is a mosaic of contradictions and courage—a reminder that even visionaries carry their human burdens.


Disclaimer:

This article is written for informational and educational purposes. It is based on publicly available sources and does not constitute an endorsement or criticism of Elon Musk's personal or professional life.


Written by Akbar
Compiled by Nara – Kompas Palu